Hai-hai ;) mimin bikin postingan ini hanya karna penasaran apakah planet exo itu benar-benar ada atau cuma gurauan semata :D berbekal sebuah rasa penasaran (?) mimin pun mencari tau apa kebenaran tentang exo planet... nah dalam postingan pertama mimin, mimin udah berhasil meringkas beberapa info tentang exo-planet :) Oh ya sebelumnya, mungkin bagi k-popers terutama EXOFANS, hal yang ada dalam benak kalian saat pertama kali mendengar nama exo planet adalah planet yang berisi (?) cowok-cowok ganteng, tampan, tinggi, imut, cute, aneh, crazy, cantik o.O ~yang terakhir enggak boong lho... *LirikLuhan :D ~ ya udah, langsung aja ok, ;)
Pengertian
Exo Planet merupakan kependekan dari Extrasolar Planet atau Planet yang berada di luar sistem tata surya. Era
penemuan sistem keplanetan di luar Tata Surya (exo-planet) memang sudah dimulai
belasan tahun lalu tepatnya di tahun 1995 ~wah... mimin belum lahir tuh~ saat Michel Mayor dan timnya
menemukan planet Pegasi 51 b di bintang Peg 51. Sejak saat itu sudah ditemukan
410 sistem keplanetan dengan 485 planet. Di antaranya terdapat 48 sistem multi
planet, atau sistem keplanetan yang memiliki planet lebih dari 1 buah planet. Saat ini, tercatat 2740 kandidat planet extrasolar yang mengitari
2036 bintang berhasil ia identifikasi dan jumlah itu terus bertambah. Di
antaranya ada 350 obyek yang menjadi kandidat planet seukuran Bumi dan 1100
lainnya memiliki ukuran tidak melebihi 2 kali radius Bumi.
This photograph was produced by European Southern Observatory (ESO). |
Sistem Extrasolar Mirip Tata Surya
Kali ini Christophe
Lovis dan timnya telah menemukan sebuah sistem keplanetan dengan jumlah planet
terbanyak di antara sistem extrasolar yang sudah ada.
Penemuan 6 exoplanet
disertai bukti keberadaan 1 exoplanet lainnya di dalam sistem membawa sistem
extrasolar di bintang HD 10180 menjadi kandidat sistem extrasolar dengan
exoplanet terbanyak. Kandidat yang belum dikonfirmasi sebagai planet ini,
memiliki massa terendah yang pernah ditemukan dalam dunia exoplanet.
Tak hanya itu, ke-7
planet ini juga membawa manusia pada pengetahuan baru sebuah sistem yang hampir
“serupa” dengan Tata Surya terutama dalam hal jumlah planet yang mengitari
bintang induk. Hal menarik lainnya, ditemukan juga bukti kalau jarak planet
dari bintangnya mengikuti pola umum yang juga terlihat di Tata Surya.
Apa artinya penemuan
ini? Tak lain tak bukan, perjalanan pencarian “dunia lain” memasuki era baru
dimana sistem keplanetan yang umum bukan hanya terdiri dari 1 atau 3 planet.
Ini merupakan awal era sistem keplanetan yang kompleks dimana pergerakan di
dalam sistemnya akan melibatkan interaksi gravitasi yang kompleks di antara
planet-planet. Dan keseluruhan informasi inilah yang akan membawa manusia pada
pemahaman akan perjalanan evolusi sistem untuk jangka waktu yang panjang. Atau
lebih sederhana lagi, manusia bisa mempelajari perjalanan evolusi sebuah sistem
keplanetan yang tak jauh berbeda dari Tata Surya.
Pengamatan dengan HARPS
Dengan menggunakan
spektograf HARPS yang dipasang pada teleskop 3,6 meter milik ESO di La Silla,
Chille, Christophe Lovis dan tim melakukan pengamatan pada bintang HD 10180 yang
berada pada jarak 127 tahun cahaya di konstelasi Hydrus selama 6 tahun. HARPS
sendiri merupakan instrumentasi pemburu exoplanet kelas wahid yang ada saat ini
karena memiliki stabilitas pengukuran dan presisi yang sangat baik.
Setelah melakukan
pengamatan, para astronom berhasil mendeteksi gerak maju mundur atau gerak
bolak balik atau goyangan yang sangat kecil dari bintang sebagai akibat gaya
tarik gravitasi yang kompleks dari 5 atau bahkan lebih banyak lagi planet. Lima
sinyal yang paling kuat datang dari planet-planet seukuran Neptunus dengan
massa antara 13 – 25 massa Bumi dan mengorbit bintang dengan periode 6 – 600
hari. Dalam sistem HD 10180, planet HD 10180 c,d,e,f,g berada pada jarak
0,06 dan 1,4 kali jarak Bumi – Matahari dari bintang induknya. Sementara planet
terluar yakni HD 10180 h yang diperkirakan mirip Saturnus memiliki massa
minimum 65 massa Bumi mengorbit dalam 2200 hari (6,02 tahun) pada jarak 3,4 SA.
Selain ke-6 planet
yang dilihat, tim ini juga menemukan bukti keberadaan 1 planet lainnya. Planet
yang berada paling dekat dengan bintang induk ini mengorbit pada jarak sekitar
3,3 juta km atau 2% jarak Bumi – Matahari (0,2225 SA). Satu tahun di planet ini
akan berakhir dalam sekejap yakni 1,18 hari di Bumi atau dalam kisaran 28,32
jam. Obyek ini menyebabkan goyangan yang sangat lemah pada bintang, yakni hanya
3 km/jam, dan sangat sulit untuk diukur. Tapi jika memang obyek ini bisa
dikonfirmasi sebagai planet, ia akan menjadi contoh lain bagi keberadaan planet
batuan panas, mirip dengan Corot-7b.
Keunikan Sistem
Extrasolar HD 10180
Sistem keplanetan yang
baru ditemukan disekeliling HD 10180 ini memiliki beberapa keunikan. Yang
pertama, ke-5 planetnya yang seukuran Neptunus berada dalam jarak yang sama
dengan jarak orbit Mars. Artinya, sistem ini punya populasi yang lebih banyak
dari tata Surya di area bagian dalamnya dan sistem HD 10180 memiliki planet
yang lebih masif di area tersebut. Planet-planet dalam sistem extrasolar HD
10180 tidak memiliki planet gas raksasa serupa Jupiter, dan kesemua planetnya
memiliki orbit yang hampir lingkaran.
Sebelum sistem HD
10180, sistem 55 Cancri diketahui memiliki 5 buah planet dengan 2 planet
merupakan planet gas raksasa. Keberadaan HD 10180 yang hanya memiliki planet
bermassa rendah memang tampaknya umum terjadi namun sayangnya proses
pembentukan masih menjadi misteri.
Dari data yang didapat
untuk sistem HD 10180 dan data sistem keplanetan lainnya, para astronom juga
menemukan kesamaan dengan hukum Titus-Bode yang ada di Tata Surya. Jarak
planet-planet dari bintang induk tampaknya mengikuti pola umum, dan menurut
Michel Mayor salah satu anggota tim penemu sistem HD 10180 yang juga penemu
exoplanet pertama pada bintang serupa Matahari, “ini akan menjadi tanda dari
proses pembentukan sistem keplanetan”.
Hasil penting lainnya,
tampaknya ada hubungan antara massa sistem keplanetan dengan massa konten
kimiawi bintang induk. Semua sistem keplanetan yang sangat masif ditemukan
mengelilingi bintang masif dan kaya elemen berat sementara 4 sistem keplanetan
dengan massa yang kecil ditemukan pada bintang bermassa rendah dan miskin
elemen berat. Elemen berat disini dimaksutkan untuk elemen selain Hidrogen dan
Helium. Kondisi ini justru menjadi peneguhan bagi model teoretik yang
ada.
Babak baru penemuan
sistem multi planet dengan jumlah planet yang lebih banyak telah dimulai. Dan
perjalanan yang telah ditapaki belasan tahun lalu itu masih akan terus
berlanjut diisi dengan cerita baru dari berbagai sistem keplanetan yang ada di
Bima Sakti dan alam semesta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar